Latest Updates

Harga iPhone Mahal, Bos Google Kecam Apple

Harga iPhone Mahal, Bos Google Kecam Apple
http://images.detik.com/content/2015/02/27/317/153643_pichai.jpg
Harga iPhone terbilang mahal dibandingkan smartphone pesaing. Menurut Sundar Pichai, Head of Product Google, tidak seharusnya sebuah produk atau layanan dihargai mahal jika bisa murah atau bahkan cuma-cuma.

"Sedikit tidak bertanggungjawab jika mengatakan semua hal harganya harus sampai beberapa ratus dolar sebagaimana kebanyakan produk Apple," sindir Pichai
Harga produk Apple seperti iPhone yang mahal memang kerap jadi sasaran tembak pesaing. Namun CEO Apple, Tim Cook berulangkali menyatakan iPhone memang pantas dihargai mahal karena katanya berkualitas tinggi dan konsumen selalu memburunya.

"Kami selalu yakin bahwa peran kami dalam kehidupan adalah untuk membuat yang terbaik, bukan yang terbanyak. Kadang-kadang Anda memang bisa membuat yang terbaik dan juga terbanyak, tapi kadang kala tidak," kata Tim Cook beberapa waktu yang lalu.

Tapi Pichai agaknya tidak setuju dengan Cook. Apalagi Google memang banyak menyediakan produknya secara gratis sehingga digunakan banyak orang. Sebut saja sistem operasi Android. Meskipun memang Google tetap mengeruk keuntungan dari iklan dan sebagainya.

"Produk-produk itu sangat disukai. Kami punya banyak produk yang jumlah penggunanya lebih dari 1 miliar. Produk ini punya banyak value. Dan kami menyediakan banyak layanan dengan cuma-cuma," kata Pichai.

Ponsel 4G Asal Prancis Ini Tak Ikut Protes Seperti AS

Semua smartphone 4G yang akan dipasarkan di Indonesia sejak 1 Januari 2017 diwajibkan untuk tunduk terhadap kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Wiko, produsen ponsel asal Prancis yang baru masuk Indonesia pun tak terkecuali.

Dengan segera diberlakukannya kebijakan lokal konten minimal 40% ini dalam dua tahun ke depan, kesiapan sejumlah vendor ponsel pun dipertanyakan. Namun Wiko tak seperti produsen ponsel asal AS yang belakangan melancarkan protes.

Ditanya soal rencananya terkait aturan ini, Chief Marketing Officer Wiko Mobile Indonesia Janto Djojo mengatakan meski Wiko masih sangat baru memasuki pasar Indonesia, mereka siap mematuhi aturan tersebut.

"Ketika Wiko masuk ke Indonesia dan pemerintah mengharuskan ada syarat 40% komponen dalam negeri, maka kita akan komit untuk mengikuti ketentuan itu," sebutnya dalam peluncuran enam seri smartphone Wiko di Pullman Central Park Hotel, Jumat (27/2/2015).

Dikatakannya, pihak Wiko pusat yang berbasis di Marseille, Prancis, merespons positif soal kebijakan Indonesia ini. Dirinya mengaku sudah memberikan pemahaman kepada Wiko pusat mengenai aturan ini.

"Karena memang, kalau Anda serius kita harus investasi dengan baik," ujarnya. Meski demikian, Janto belum bisa membeberkan rencana pendirian pabrik Wiko lebih lanjut.

"Kita baru tahap wacana, benar-benar baru rencana kita. Berapa investasinya, akan didirikan di mana, kita belum bisa sebutkan," kata Janto lagi.

Aturan TKDN ini rencananya akan diterbitkan oleh Menkominfo Rudiantara pada pertengahan 2015 ini. Kemudian, 1 Januari 2017 akan menjadi tonggak mulai diberlakukannya aturan tersebut.

Menurut menteri beberapa waktu lalu, regulasi TKDN akan membuat Indonesia mendapat bagian lebih besar dari nilai penjualan tahunan smartphone sebesar USD 4 miliar. Dengan demikian, Indonesia tak hanya menjadi tempat jualan bagi para vendor smartphone global.

Motorola Punya Kejutan di 25 Februari

Di saat penggila gadget tengah terfokus pada Galaxy S6 dan HTC One M9 yang tak lama lagi akan dirilis, tiba-tiba saja Motorola bikin kejutan dengan menebar sebuah undangan yang akan dilakukan pada 25 Februari nanti.

Bahkan saking tiba-tibanya, hampir tak ada informasi apapun soal perangkat yang mungkin akan dirilis Motorola di waktu tersebut. Pun begitu ada kabar yang mengatakan Motorola akan merilis penerus smartwatch Moto 360 pada 25 Februari nanti. Tapi karena minimnya informasi, kabar itu masih sulit dipastikan.

Selain penerus Moto 360, perangkat lain yang diduga bakal dirilis Motorola di waktu tersebut adalah aksesoris headset Virtual Reality (VR) yang akan bisa digunakan untuk semua ponsel seri Moto. Bila benar, artinya Motorola menyusul Samsung yang telah lebih dulu menyodorkan perangkat aksesoris serupa.

Namun bisa dibilang headset VR lebih unggul dari Gear VR Samsung, karena bisa digunakan di semua ponsel seri Moto. Sedangkan Samsung hanya bisa dipakai di Galaxy Note 4.

Tapi sekali lagi, tebakan soal kedua perangkat masih sebatas spekulasi. Jadi bukan tak mungkin malah bisa meleset.

Phone Arena, Minggu (22/2/2015), Motorola yang sengaja menebar undangan secara tiba-tiba, dikatakan analis adalah upaya perusahaan Amerika Serikat itu untuk memecah konsentrasi penggila gadget terhadap Samsung dan HTC, setidaknya sampai 25 Februari nanti.

Karena dengan hadirnya undangan tersebut, sesaat penggila gadget akan melupakan Samsung dan HTC, dan mencari tahu apa apa yang akan dirilis Motorola.

Ini Dia Tampang Galaxy S6 Edge

Ini Dia Tampang Galaxy S6 Edge
http://images.detik.com/content/2015/02/23/317/galaxys6edge.jpg 
Bila sebelumya didominasi oleh penampakan Galaxy S6 ‘reguler’, kini giliran Galaxy S6 Edge yang unjuk gigi dalam sebuah bocoran. Bahkan bocoran gambar kali ini bisa dibilang telah benar-benar mengungkap seperti apa desainnya.

Tapi memang belum secara keseluruhan, melainkan masih sebetas memperlihatkan bagian sisinya saja. Pun begitu dari situ sudah bisa ditebak seperti apa desain Galaxy S6 Edge nantinya. Di bocoran gambarnya, terlihat layar Galaxy S6 Edge ‘luber’ sampai ke bagian sisi, seperti Galaxy Note Edge.

Lebih lanjut, bocoran gambar tersebut juga seakan memastikan bodi metal yang akan digunakan Galaxy Note Edge. Karena bagian tepinya terlihat memantulkan cahaya, khas bodi metal.

Tapi yang menarik sebenarnya adalah sang pembocornya. Jadi bocoran gambar tersebut ternyata sengaja diposting oleh John Legere yang merupakan CEO T-Mobile, operator besar di Amerika Serikat. Sehingga bisa dipastikan Galaxy S6 juga bakal dipasarkan lewat jaringan T-Mobile.

Karena diposting oleh orang yang terbilang penting, analis juga menyebut bocoran desain Galaxy S6 Edge tersebut cukup valid. Sehingga seharusnya desainnya bakal sama persis saat dirilis nanti, setidaknya bagian sisinya.

Berarti tinggal tampang depan dan belakangnya yang jadi misteri. Meski begitu berdasarkan bocoran-bocoran sebelumnya, untuk tampang depan sepertinya tak jauh berbeda dengan versi regulernya yang memakai layar non-edge. Sedangkan untuk bagian belakangnya disebut punya permukaan flat ke semua sisi.

WhatsApp Uji Coba Voice Call

WhatsApp Uji Coba Voice Call

Juru bicara WhatsApp mengatakan bahwa saat ini perusahaan sedang menguji fitur itu dengan sekelompok kecil pengguna Android. Hal ini disampaikan juru bicara tersebut kepada Mashable.

Namun belum diketahui kapan fitur tersebut akan diluncurkan lebih luas kepada para pengguna. Selain itu, tidak ada konfirmasi mengenai fitur voice call bagi pengguna iPhone. Demikian seperti dilansir Mashable, Minggu (8/2/2015).

Sebelumnya, kabar mengenai rencana peluncuran voice call ini telah banyak menghiasi ranah maya. Terlebih lagi, Chief Executive Officer (CEO) WhatsApp, Jan Koum, saat Mobile World Congress (MWC) digelar tahun lalu telah mengumumkan bahwa fitur tersebut sedang disiapkan.

Sayangnya sejak saat itu, Koum tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai peluncuran voice call di WhatsApp.

WhatsApp sendiri saat ini adalah salah satu layanan pesan singkat terpopuler dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan. WhatsApp pada bulan lalu mengatakan, ratusan juta penggunanya itu saling bertukar lebih dari 30 miliar pesan setiap hari.

Final Fantasy Record Keeper Sambangi Android dan iOS

Final Fantasy Record Keeper Sambangi Android dan iOS

Square Enix dilaporkan telah merilis game Final Fantasy untuk smartphone yang membawa konsep gameplay RPG klasik ala Final Fantasy.

Mengutip laman Siliconera, Jumat (20/2/2015), game bertajuk Final Fantasy Record Keeper ini membawa serangkaian kejadian yang terjadi di seri Final Fantasy klasik untuk hadir di tampilan layar smartphone Anda.

Bekerja sama dengan developer DeNA, gameplay Final Fantasy Record Keeper akan membawa Anda ke beberapa kejadian di dunia yang berbeda di setiap seri Final Fantasy. Tentunya ini akan mengobati rasa rindu yang melanda para fans FF (Final Fantasy) yang kangen dengan seri FF jadul (jaman dulu).

Final Fantasy Record Keeper akan memiliki karakter protagonis klasik Final Fantasy, seperti Cloud dari Final Fantasy VII, Cecil dari Final Fantasy IV, dan masih banyak lagi.

Baru-baru ini, game tersebut kembali marak dimainkan karena salah satu seri game Final Fantasy fenomenal disini ternyata bisa dimainkan, yakni Final Fantasy IX.

Anda akan memainkan karakter bernama Deci, yang akan bekerja sama dengan para karakter seri FF lainnya, seperti Cloud, Warrior of Light, Vanilla dan Rydia untuk menjelajahi dunia kerajaan Alexandria di Final Fantasy IX.
Melalui Final Fantasy IX, game ini juga menyediakan fitur challenge event, dengan menghadirkan karakter Putri Garnet di setiap minggunya untuk menyelesaikan quest yang ada di setiap challenge mingguan.

Garnet juga bisa dimainkan untuk melakukan summon magic sampai level 5, dan tentunya bisa melancarkan serangan white magic sampai level 4 dan serangan fisik sampai level 2. Tentunya ini akan membuat para fans FF penasaran dan ingin kembali memainkan putri cantik dari seri Final Fantasy IX ini.

Final Fantasy Record Keeper untuk sementara tersedia di wilayah Jepang untuk perangkat iOS dan Android. Namun demikian, Square Enix masih belum mengumumkan kapan game ini akan dirilis secara global.

Xiaomi Bikin Google Was-was

Ponsel Xiaomi yang ada saat ini menggunakan OS Android buatan Google. Namun Google dikabarkan menganggap Xiaomi sebagai ancaman untuk masa depan mereka. Kok bisa?

Xiaomi menjadi merek ponsel yang paling populer di Tiongkok. Mereka bahkan sudah menyalip popularitas Samsung di Negeri Tirai Bambu itu.

Namun ternyata bukan ponsel Xiaomi yang membuat Google khawatir. Melainkan langkah mereka yang mempersuasi penggunanya untuk lebih memilih app store dan aplikasi buatan Xiaomi ketimbang Google.

Informasi ini didapat dari curhatan sejumlah karyawan Google dari divisi Android ke teman-teman dekatnya, Business Insider, Rabu (18/2/2015).

Android adalah OS open source yang bisa dipakai dan dimodifikasi secara gratis. Data dari Strategy Analytics pada tahun 2013 menunjukkan, Samsung bisa menghasilkan uang dari Android lebih banyak ketimbang Google.

Namun keuntungan Google memang bukan berasal dari situ, melainkan dari aplikasi dan layanan Google yang tersedia di hampir semua perangkat Android, seperti Google Search dan Gmail. Juga setiap pengguna Android yang harus login menggunakan akun Google.

Maka wajar jika muncul rumor mengenai kekhawatiran Google jika vendor seperti Xiaomi mulai melangkah lebih jauh dengan membuat aplikasi dan layanannya sendiri.

Ini termasuk aplikasi yang membolehkan pengguna untuk mencari dan membeli barang dari toko-toko, termasuk membeli aplikasi dari app store milik Xiaomi. Memang, layanan tersebut sampai saat ini hanya tersedia di Tiongkok.

Namun ke depannya bukan tak mungkin Xiaomi akan melebarkan sayapnya ke negara-negara lain. Dan jika hal itu terjadi, Google benar-benar akan mendapat masalah yang besar.

Putus dengan Cyanogen, OnePlus Gaet Insinyur Microsoft

Putus dengan Cyanogen, OnePlus Gaet Insinyur Microsoft
http://images.detik.com/content/2015/02/17/317/oneplus2.jpg
Pisah dengan Cyanogen, OnePlus tak ingin main-main menggarap OS-nya sendiri. Diumumkan dengan sebutan Oxygen OS, perusahaan asal China ini pun merangkul insinyur Microsoft dan juga jago-jago Android dari Paranoid untuk menggarapnya.

Insinyur yang dimaksud adalah Helen Li. Wanita ini sebelumnya menjabat sebagai insinyur pengembangan software di Microsoft. Tapi Li tak bekerja sendirian, karena pendiri Paranoid Aaron Gascoigne dan kepala desain Paranoid Karim Frenn juga akan ikut mengembangkan Oxygen OS.

Menurut OnePlus, Oxygen OS buatannya akan sangat mendekati Android Open Source Project (AOSP) sehingga diklaim lebih efisien dan ringan. AOSP sendiri bisa dibilang adalah versi Android yang masih murni, tanpa adanya tambahan ini-itu yang biasanya dilakukan oleh vendor. Jadi wajar kalau AOSP memang punya performa yang lebih ngacir.

Namun Oxygen OS saat ini masih dalam tahap awal, sehingga sepertinya masih cukup lama sebelum benar-benar masuk ke ponsel OnePlus One. Selain performa yang lebih ringan, hal lain yang juga dikejar OnePlus di Oxygen OS adalah soal daya tahan baterai yang diharapkan lebih efisien.

Softpedia, Selasa (17/2/2015), awal pengembangan Oxygen OS disebut bermula dari kasus yang terjadi di India. Di negeri Bollywood itu OnePlus One dilarang beredar karena menggunakan CyanogeMod.

Alasannya karena salah satu produsen ponsel India Micromax telah lebih dulu menjalin kerja sama dengan CyanogenMod. Oleh sebab itu Oxygen OS pun digarap, OS ini awalnya memang dibuat khusus untuk pengguna OnePlus di India. Tapi siapa sangka bila keputusan menggarp Oxygen OS malah berujung disingkirkannya Cyanogen dari ponsel OnePlus one.

OnePlus Akan Meninggalkan Cyanogen Os

Selain ditawarkan dengan harga terbilang terjangkau, daya tarik ponsel OnePlus One terletak pada OS Android-nya yang digarap Cyanogen. Namun hubungan OnePlus dan Cyanogen sepertinya tak akan lama lagi, karena OnePlus telah merilis OS buatan sendiri.

OnePlus menamai OS bikinannya yang juga berbasis Android itu dengan sebutan Oxygen OS. Bahkan OnePlus disebut-sebut sampai menggaet para ‘Android rockstar’ untuk mengembangkan OS yang akan segera terbenam di OnePlus One itu.

“Karena kami memerlukan orang-orang tidak hanya memiliki kemampuan teknis yang hebat, tetapi juga perspektif yang unik dan wawasan tentang bagaimana meningkatkan pengalaman pengguna lewat OS kami,” tulis petinggi OnePlus Carl Pei di blog OnePlus.

Selain itu OnePlus mengaku dengan memiliki OS sendiri juga jadi lebih memudahkan untuk melakukan lokalisasi, misalnya menyodorkan penggunaan bahasa lokal untuk negara yang disambanginya.

Update OS juga jadi lebih cepat diberikan ke pengguna. Ditambah lagi masukan dari pengguna yang bisa langsung dieksekusi karena OS yang sudah ditangani sendiri oleh OnePlus.

Namun Oxygen OS saat ini masih dalam tahap awal, sehingga sepertinya masih cukup lama sebelum benar-benar masuk ke ponsel OnePlus One. Pun begitu perusahaan yang isinya dipenuhi oleh mantan-mantan karyawan OPPO ini mengatakan Oxygen OS berbeda dengan kebanyakan OS berbasis Android lainnya.

Meski sama-sama dikembangkan dari Android Open Source Project (AOSP), kustomisasi di Oxygen OS disebut lebih ekstensif. Berkat itu Oxygen OS yang berbasis Android Lollipop pun diklaim lebih cepat, stabil, dan enteng.

The Register, Jumat (13/2/2015), awal pengembangan Oxygen OS disebut bermula dari kasus yang terjadi di India. Di negeri artis Bollywood itu OnePlus One dilarang beredar karena menggunakan CyanogeMod.

Alasannya karena salah satu produsen ponsel India Micromax telah lebih dulu menjalin kerja sama dengan CyanogenMod. Oleh sebab itu Oxygen OS pun digarap, OS ini awalnya memang dibuat khusus untuk pengguna OnePlus di India. Tapi siapa sangka bila akhirnya OnePlus benar-benar akan menyingkirkan Cyanogen dari ponsel OnePlus one.

Android Lollipop Lebih Stabil Ketimbang iOS 8

Android Lollipop Lebih Stabil Ketimbang iOS 8

http://images.detik.com/content/2015/02/15/317/ios8vsandroid50lollipop.jpg 
Baik Android maupun iOS 8 sebenarnya punya kelebihan masing-masing. Namun soal kestabilan, mungkin iOS 8 harus mengakui keunggulan Android Lollipop. Karena OS buatan Google itu dianggap lebih stabil ketimbang iOS 8 yang dibikin Apple.

Hasil tersebut dikemukakan oleh sebuah studi yang dilakukan Crittercism. Menurut penelusurannya Android Lollipop hanya memiliki persentase crash sebesar 2%, sedangkan iOS 8 punya presentase sebesar 2,2%. Memang selisihnya tak banyak, tapi mengingat iOS dulunya dikenal sebagai OS yang stabil, hasil ini pun disebut menjadi tamparan tersendiri bagi Apple.

Bahkan bila dibandingkan dengan iOS 7 pun, OS terbaru Apple itu masih tak lebih baik karena iOS 7 persentase crash-nya cuma 1,9%. Adapun soal ketidakstabilan iOS 8 memang seakan diakui sendiri oleh Apple, yang beberapa waktu lalu merilis update iOS 8 dalam waktu yang sangat berdekatan.

VR-Zone, Minggu (15/2/2015), Apple disebut tak tinggal diam. Update iOS 8.2 dan iOS 8.3 yang disebut-sebut bakal segera dirilis dalam waktu yang tak lama lagi kabarnya akan menuntaskan persoalan bug di iOS 8 sepenuhnya.

Sementara itu di sisi Android, versi yang paling tidak stabil adalah versi 4.0 Ice Cream Sandwich (ICS) yang memiliki persentase crash 2,6%. Namun sebenarnya angka persentase crash tersebut sama dengan Android 4.4 KitKat yang sebesar 2,6%, hanya saja di Android 4.0 ICS lebih banyak ditemukan aplikasi yang crash dibanding di Android 4.4 KitKat.

Sulit Menjualan Ponsel, Bos Xiaomi Mengeluh

Xiaomi mengumumkan dalam waktu dekat mereka akan membuka toko online pertamanya di Amerika Serikat. Namun toko tersebut tak akan menjual ponsel-ponsel Xiaomi, melainkan hanya berjualan aksesoris saja. Mengapa?

Global Vice President Xiaomi Hugo Barra menyebut sulitnya memenuhi regulasi di AS sebagai alasannya. Menurut bekas Bos Google itu, pihaknya mengalami masalah dalam hal sertifikasi hardware, pengujian software, serta menyediakan infrastruktur pendukung.

Selain itu adanya masalah di bidang logistik juga menjadi penghambat kehadiran ponselnya di AS. Maka untuk sementara waktu, Xiaomi hanya akan berjualan aksesoris seperti power bank, headphone, dan Mi Band di AS.

Ini juga dilakukan Xiaomi untuk meningkatkan brand awareness mereka sebelum nantinya melakukan ekspansi bisnis yang lebih besar.
Meski begitu, Barra secara terang-terangan menyebut bahwa Xiaomi belum memasukkan peluncuran ponsel di AS ke dalam roadmap mereka.

Hasil penelitian terakhir dari Strategy Analitics menunjukkan bahwa Xiaomi adalah produsen ponsel terbesar ke enam pada kuartal IV 2014. Sementara menurut CounterPoint, Xiaomi ada di posisi lima.

Sementara di negeri asalnya, Xiaomi baru-baru ini tergusur ke posisi dua, setelah dikalahkan oleh Apple. Lenovo pun turut mengancam keberadaan Xiaomi, setelah memboyong sejumlah lini ponsel Motorola ke Negeri Tirai Bambu itu.

Motorola Nexus 6 Segera Masuk Indonesia

Motorola Nexus 6 Segera Masuk Indonesia
http://images.detik.com/content/2015/02/13/317/motorolapostel.jpg  
KominfoJajaran ponsel Motorola dipastikan bakal masuk Indonesia. Ditilik dari halaman sertifikasi milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada empat produk Motorola yang siap mendarat, salah satunya adalah Nexus 6.

ada dua ponsel Motorola yang terdaftar di situs tersebut, yaitu Motorola Nexus 6 dan Moto X generasi 2. Status Nexus 6 saat ini adalah 'SP3, Balai Uji'. Sementara Moto X sudah memperoleh status 'Sertifikat Dicetak'.

Perangkat ketiga dan keempat adalah jam tangan pintar Moto 360 lengkap dengan wireless charger-nya. Keduanya sudah memperoleh status 'Sertifikat Dicetak'.

Keempat produk ini didaftarkan oleh Trikomsel sejak akhir tahun 2014 lalu. Sebelumnya Trikomsel juga distributor yang membawa Moto G dan Moto E ke Indonesia.

Sebelumnya, Lenovo selaku pemilik baru Motorola, mengaku masih menggodok sejumlah hal sebelum akhirnya membawa produk-produk Motorola ke Indonesia. Salah satunya adalah memilih produk Motorola yang cocok untuk mengisi pasar lokal.

Namun tanpa menyebut secara detail, Adrie R. Suhadi, Country Lead divisi mobile Lenovo Indonesia, menyebut bahwa kemungkinan Motorola akan digunakan oleh Lenovo untuk mengisi segmen ponsel high end.

"Motorola kemungkinan akan mengisi portofolio ponsel high end kami di Indonesia, sementara ponsel Lenovo akan mengisi segmen menengah, di mana mempunyai spek tinggi namun dengan harga murah," ungkap Adrie

Motorola: 'Raja' Samsung bakal Kehilangan Mahkota

Bisnis ponsel Motorola memang masih kalah jauh dari Samsung. Meski demikian, Motorola cukup percaya diri untuk meramalkan kejatuhan Samsung sebagai penguasa pasar ponsel dunia.

Demikian dikatakan Chief Operating Officer Motorola Rick Osterloh dalam sebuah wawancara,
"Setiap tujuh tahun, orang yang ada di puncak pasar selalu tergeser. Dan kita akan memasuki fase di mana orang-orang akan menyadari bahwa mereka tak perlu membayar USD 600 untuk mendapatkan ponsel terbaik," ujar Osterloh.

Dalam wawancara tersebut Osterloh juga secara tidak langsung mengatakan bahwa nasib Samsung akan seperti Nokia dan BlackBerry, yang kehilangan posisi puncaknya dan digeser oleh vendor ponsel lain.

Ia juga mengatakan bahwa selama dimiliki Google, Motorola hanya berfokus di 10 negara Amerika Utara, Eropa, dan Amerika Selatan. Namun setelah jadi milik Lenovo, mereka telah hadir di sekitar 50 negara, dan akan terus berekspansi ke 10 sampai 15 negara lain pada tahun 2015 ini.

Selain itu, akuisisi Motorola dari Google seharga USD 2,91 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (USD 1 = Rp 12.000), juga punya efek lain. Salah satunya adalah Lenovo bisa merangsek naik ke posisi 3 di jajaran pangsa pasar ponsel dunia.

Menurut IDC, pangsa pasar smartphone Lenovo sebesar 5,2%, berada di bawah Xiaomi dengan angka sebesar 5,3%. Tapi setelah mengakuisisi Motorola dan pangsa pasarnya digabung, Lenovo menyalip Xiaomi dengan market share 8,7%, hanya kalah dari Samsung dan Apple.

Pada kuartal IV 2014 sendiri, Motorola mengapalkan ponsel sebanyak lebih dari 10 juta unit. Itu meningkat 118% dibanding periode yang sama pada tahun 2013.

OnePlus Bingung dengan Ponsel Murah Android One

Pasar gadget di Tanah Air saat ini sedang gegap gempita menyambut hadirnya perangkat Android One yang dirilis oleh tiga vendor lokal, Mito, Nexian, dan Evercoss. Ya, perangkat dengan platform OS terbaru buatan Google itu memang ditujukan untuk segmen pengguna kelas menengah bawah.

Ketika berbagai vendor di dunia dikabarkan ingin ikut menggarap sebuah perangkat Android One, namun ada saja vendor yang tak minat untuk meramaikan fenomena tersebut. Satu di antaranya adalah OnePlus. Hal itu disampaikan langsung oleh co-Founder OnePlus, Carl Pei ketika berkunjung ke Jakarta.

"Android One merupakan hal yang bagus. Saya pikir Google berhasil untuk menciptakan sebuah platform, dimana pengguna kelas bawah juga dapat merasakan pengalaman yang menyenangkan. Tapi, sayang kami tidak ada niat untuk membuat perangkat Android One," ujar Carl di Meradelima Resto, Jakarta.

Alasan itu tak lain lantaran Carl dan timnya merasa tidak ahli dalam merancang ponsel segmen pengguna awal dengan harga kisaran USD 100 ke bawah. "Kami justru bingung ketika ingin membuat ponsel dengan harga semurah itu. Apa yang harus kami kurangi dan potong dari biaya produksinya," jelasnya.

Android One memang saat ini baru diluncurkan di dua negara, yakni India dan Indonesia. Dan sepertinya Google akan terus memperluas pasar Android One di pasar negara berkembang. Ditanya soal ancaman yang bakal dihadapi dengan kehadiran Android One, Carl pun menjawab santai.

"OnePlus tidak melihat Android One itu sebagai sebuah ancaman. Karena kami melihat pasar dan target kami jelas berbeda dengan Android One. Target kami lebih kepada penggila Android yang ingin merasakan pengalaman menggunakan Android yang lebih canggih," tutur Carl.

Sebagai informasi, vendor yang berbasis di Tiongkok ini sudah lebih dulu memasuki pasar gadget Indonesia sejak tanggal 27 Januari 2015 dengan menjual ponsel unggulannya, OnePlus One melalui situs e-commerce Lazada. OnePlus One diklaim laris terjual pada gelombang pertama penjualannya. Sayang, baik Lazada maupun Carl tidak mau menyebutkan berapa jumlah unit yang laris terjual itu.

Mengapa Smartphone Android One Murah? Ini Sebabnya

Mengapa Smartphone Android One Murah? Ini Sebabnya
Android One
Kehadiran Android One membuat gaduh negeri ini. Mito, Nexian, dan Evercoss, tiga produsen ponsel lokal dipercaya Google membesut perangkat murah, tidak murahan, berspesifikasi yahud, dan tentu saja cocok serta ideal dengan pengguna ponsel pintar di Tanah Air. Pertanyaan yang sering terlintas, mengapa perangkat berjuluk “Nexus versi murah” itu bisa dibanderol sangat terjangkau?
Android One diperkenalkan di ajang konferensi developer Google I/O pada Juni 2014 lalu. Perangkat ini dibesut untuk menyasar negara berkembang yang hinggap pertama kali di India. Kini, Indonesia berkesempatan mencicipinya.
Dalam menggarap Android One, Google menggandeng vendor lokal. Google menyediakan rancangan hardware kemudian vendor tinggal membuatnya sesuai konsep dasar yag diberikan. Google sangat concern pada piranti keras. Sebab, hardware adalah satu bagian yang mempengaruhi harga smartphone.
Google merinci ada tiga hal mengapa kepemilikan ponsel pintar berkualitas di negara berkembang terhambat: karena piranti keras, akses piranti lunak Android dan aplikasi baru, serta mahalnya biaya layanan internet. Patut diingat, rata-rata pendapatan bulanan di negara berkembang hanya USD 250 saja. Dengan pemasukan rendah itu maka mereka kesulitan untuk membeli smartphone bahkan untuk pemula sekalipun.
Karena tujuannya mempermudah akses smartphone bagi banyak orang, Google dan para vendor yang bermitra sepakat membanderol harga yang terjangkau. Pada September 2014, Android One sukses melenggang di India dengan harga yang dibatasi di kisaran USD 100 saja (Rp 1,2 jutaan).
Kini, Android One hinggap di Tanah Air. Harganya pun juga di kisaran itu bahkan di masa pre-order ada yang menawarkan hanya Rp 700 ribuan. Google bermimpi Android One bisa membuat miliaran orang di seluruh dunia menikmati smartphone murah, berkualitas, dan terhubung ke internet.
Setelah India dan kini Indonesia, sepertinya mimpi tersebut sudah mulai teretas.

'Android One Boleh Sama, Tapi Kami Lebih Unggul'

'Android One Boleh Sama, Tapi Kami Lebih Unggul'
http://images.detik.com/content/2015/02/05/317/fotoinetervercoss_3.jpg 
Melenggangnya Evercoss One X di pasar gadget Indonesia merupakan pamungkas dari rangkaian peluncuran smartphone Android One hari ini, Kamis (5/2/2015). Sebelumnya, Nexian dan Mito sudah lebih dulu merilis ponsel pintar Android One yang hanya terpaut satu hari saja.

Sebagaimana diketahui, peluncuran ketiga ponsel Android One itu tak lain merupakan program Google untuk menghadirkan smartphone murah namun tak kalah canggih di negara berkembang. India adalah negara pertama yang menjadi sasaran peluncuran Android One sebelum akhirnya tiba di Indonesia.

Bila dibandingkan dengan kedua ponsel Android One keluaran Nexian dan Mito, secara spesifikasi One X punya Evercoss memang tak punya perbedaan yang cukup signifikan.

Hal ini karena Google memang menerapkan standardisasi hardware dan software terhadap perangkat Android One yang rilis di Indonesia. Demikian kata Janto Djojo, Chief Marketing Officer Evercoss.

"Memang secara spesifikasi One X ini tidak jauh beda dengan perangkat Android One yang sudah rilis duluan itu. Karena memang pada dasarnya semua perangkat itu sesuai dengan standardisasi yang diberikan oleh Google," ujarnya.

"Tapi, ini ketika berbicara mengenai brand, Evercoss lebih unggul dibanding kedua brand tadi," kata Janto lebih lanjut ketika ditemui seusai peluncuran One X di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Keunggulan tersebut menurut Janto tak lain karena Evercoss diklaim memiliki brand yang kuat dalam hal purna jual alias after sales service.
"Dengan jajaran tim yang kuat dan tentu dengan pelayanan purna jual yang lengkap dan tersebar di seluruh Indonesia kami optimistis produk kami lebih unggul dibanding yang lainnya," tambah Janto.

Mengacu dari penuturan Janto, Evercoss sendiri saat ini sudah memiliki 80 service centre yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut tentu diklaim lebih banyak dibanding dengan brand lainnya.

Sebagai langkah awal, Evercoss akan menjual perangkat Android One-nya di situs belanja online, Lazada terhitung mulai besok dengan jumlah perangkat 3.000 unit. Baru setelah itu, Evercoss rencananya akan menjual perangkatnya secara offline di seluruh toko ritel di Indonesia.

"Kami ingin mengetes dulu seberapa besar pasar Android One," ujar Janto menanggapi soal langkah Evercoss berjualan One X secara online.

Tersedia dalam pilihan warna hitam dan putih, Evercoss One X hanya dibanderol dengan harga Rp 1.388.000. Namun, khusus selama tanggal 6-9 Februari 2015 di Lazada, ponsel ini bisa dibeli hanya dengan Rp 999.000.

Apa Keunggulan Android One?

Google menggandeng Nexian, Evercoss dan Mito sebagai langkah awal ekspansi platform Android One di Indonesia. Memang, apa sebenarnya keunggulan platform yang ditujukan untuk ponsel entry level ini?

Indonesia adalah negara kelima yang masuk dalam program Android One setelah India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka.

Evercoss, Mito, dan Nexian selanjutnya akan membuat ponsel dengan pakem yang sudah ditentukan Android One dengan harga kurang dari Rp 1,4 juta.

Ponsel Android One yang dijual di Indonesia akan mengoperasikan Android terbaru dan tercepat (Lollipop) serta akan diperbarui secara otomatis selama dua tahun.

Google mengklaim bahwa Android Lollipop merupakan versi Android paling cepat dan responsif saat ini — dengan kinerja yang hampir dua kali lebih baik dari versi sebelumnya. Fitur penghemat baterainya mampu menghemat masa pakai baterai hingga 90 menit.

Tampilan desain material baru dari Android juga menawarkan pengalaman yang responsif dan alami, dengan pencahayaan dan siluet yang tampak nyata, serta dilengkapi grafis yang diklaim canggih untuk pengalaman pengguna yang lebih menyenangkan.

Selain itu juga ada setelan cepat untuk menghemat penggunaan data: cukup gesek dua kali untuk menonaktifkan aliran data dan memeriksa jumlah data yang telah digunakan
Android One juga dilengkapi dengan perangkat keras seperti kamera depan dan belakang serta beragam fitur penting lainnya yang cocok dengan masyarakat di Indonesia seperti Dual SIM, radio FM, dan slot kartu micro SD untuk ekstra ruang penyimpanan.

Ponsel Android One juga dapat digunakan untuk mengakses lebih dari 1 juta aplikasi di Google Play untuk berkirim pesan dengan teman, melakukan video call, bersosialisasi, memantau berita dan perkiraan cuaca, dan bermain game.

Beragam aplikasi Google seperti Gmail, Google Maps, YouTube, Google Penelusuran, dan Google Terjemahan juga sudah terpasang di dalam ponsel. Aplikasi Google Penelusuran dan Google Terjemahan menawarkan fitur masukan suara dalam Bahasa Indonesia, sehingga Anda hanya perlu mengucapkan istilah yang ingin ditelusuri atau diterjemahkan, tanpa perlu mengetik.

Selain itu, para pengguna Android One juga bisa mengunduh Google Play Kios untuk mengakses konten dari berbagai media terdepan di Indonesia.

Sehubungan dengan peluncuran ini, Telkomsel menawarkan promosi untuk mengurangi biaya data bagi para pembeli Android One. Dengan menggunakan kartu SIM dari Telkomsel, para pengguna Android One akan menerima update OTA secara gratis serta mendapatkan data sebesar 200 MB per bulan untuk mengunduh aplikasi dari Google Play selama enam bulan ke depan, tanpa dipotong dari paket data seluler.

Google juga berupaya mengurangi biaya data pengguna Android One di Indonesia. Fitur kompresi data di browser Chrome yang terpasang di ponsel Android One dapat membantu mengkompresi aliran data antara ponsel dan Internet.

Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara dapat mengakses fitur untuk menonton YouTube secara offline, sehingga para pengguna ini dapat menonton video walau tanpa sambungan internet sekalipun. Caranya? Cukup ketuk ikon offline di aplikasi YouTube dan Anda pun dapat memutar video tanpa perlu sambungan internet sampai 48 jam.

Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google bidang Manajemen Produk, mengatakan, pihaknya sangat senang dapat menghadirkan smartphone Android One di Indonesia.

"Bekerja sama dengan mitra yang hebat seperti Evercoss, Mito, dan Nexian, kami berhasil mendesain dan memasarkan smartphone berkualitas tinggi, tapi dengan harga yang sangat terjangkau. Kami tidak sabar melihat reaksi konsumen di Indonesia,” pungkasnya dalam keterangan tertulis

Ambisi Besar Google di Balik Ponsel Murah Android One

Smartphone Android One resmi masuk Indonesia menggandeng Nexian, Mito dan Evercoss. Android One sendiri adalah standar yang diciptakan Google untuk membuat sebuah ponsel Android terjangkau namun tetap nyaman dipakai. Sebenarnya, apa tujuan utama Google menciptakan platform Android One?

Ponsel pertama dengan platform Android One diluncurkan di India September lalu. Kala itu, Sundar Pichai selaku Senior Vice President Google menyatakan Android One diciptakan agar semakin banyak orang bisa menggunakan smartphone.

"Tujuan kami adalah mengembangkan smartphone kualitas tinggi dengan harga terjangkau," kata Sundar. "Meskipun sudah ada 1,75 miliar orang di dunia sudah punya smartphone, mayoritas dari populasi dunia, lebih dari 5 miliar, belum memilikinya,"

Ya, misi Google adalah ingin membuat sebanyak mungkin orang menggunakan smartphone. Karenanya tak heran kalau ponsel Android One dibuat murah agar terjangkau, terutama mereka yang baru akan menggunakan smartphone.

Lebih lanjut, Google berharap pemakaian smartphone Android harga murah ini menghadirkan manfaat besar bagi lebih banyak orang. Mereka bisa mengakses berbagai layanan seperti video call atau aplikasi peta untuk melakukan berbagai hal.

"Ada banyak orang hanya mampu melakukan panggilan telepon sederhana, alih-alih terhubung secara langsung dengan keluarga melalui video call, menggunakan aplikasi peta untuk mencari rumah sakit terdekat bila ada situasi darurat, atau sekadar menelusuri web. Kami ingin agar pengalaman semacam ini dinikmati oleh lebih banyak orang," demikian pernyataan Google.

Dengan Android One, Google sepertinya juga berharap bisa menghapus citra kalau ponsel Android murah itu kurang baik. Android One memang dirancang memiliki pengalaman pemakaian yang cukup bagus.

"Ambisi Google di sini cukup jelas. Jika Android One sukses, Google bisa mengambil kembali pangsa pasar besar yang telah diambil oleh para manufaktur Android di seluruh Asia, di mana mereka sering membuat ponsel Android murah yang kualitasnya juga murahan," ucap Jack Dutton dari Business Insider.

Google: Android One Anti Ngelag!

Google begitu percaya diri dengan platform Android One. Saking pedenya, bos Google sampai berujar meski dipakai bertahun-tahun, ponsel murah Android One bakal terus beroperasi lancar.

Google tentu tak asal sesumbar. Alasannya, platform Android One cuma ada satu dengan spesifikasi yang telah distandarisasi. Sehingga OS yang berjalan memang dibuat khusus atau sengaja dioptimalkan untuk ponsel Android One.

Jadi tak seperti ponsel Android lainnya yang pengembangannya diserahkan oleh produsen masing-masing. Yang tentunya tiap produsen akan menyesuaikan dengan spesifikasi produknya.

“Sampai beberapa tahun ke depan, performa ponsel Android One bakal tetap mulus. Karena Android One merupakan single platform, jadi OS dan update-nya memang sengaja dioptimalisasi untuk ponselnya yang cuma punya satu standar spesifikasi,” ujar Caesar Gupta, VP Manajemen Produk Google, di kantor Google Indonesia, Kamis (4/2/2015).

Lebih lanjut, Gupta juga mengatakan pengguna ponsel Android One yang ada di Indonesia akan langsung mendapat update OS langsung dari Google. Bahkan pihak Google mengatakan pengguna ponsel Android One akan dijamin langsung update-nya oleh Google selama 2 tahun ke depan.

Soal spesifkasi yang terbilang biasa saja, seperti diketahui hal itu dilakukan Google lantaran ponsel Android One memang disiapkan untuk mengincar segmen entry-level. Alasannya tentu demi menekan harga jualnya. Pun begitu Gupta mengatakan tak menutup kemungkinan ke depannya ponsel Android One bakal punya spesifikasi yang lebih tinggi.

“Tergantung permintaan pasar. Tapi (ponsel Android One) dengan spesifikasi yang lebih tinggi kemungkinan bakal hadir,” pungkas Gupta.

Android One sendiri masuk ke Indonesia dengan menggandeng tiga vendor lokal: Nexia, Evercoss dan Mito. Adapun harga jualnya dipatok tak lebih dari Rp 1,4 juta.

Ditinggal Samsung, Qualcomm Banggakan Xiaomi

Meski masih sebatas isu, informasi soal bakal dilepasnya Qualcomm oleh Samsung di Galaxy S6 nyatanya telah memberikan penurunan nilai saham Qualcomm di lantai bursa. Demi menjaga kepercayaan para investor, raksasa chip ponsel ini pun lantas membangga-banggakan Xiaomi, LG dan beberapa vendor lain yang akan menggunakan prosesor andalan terbarunya, Snapdragon 810.

Diberitakan sebelumnya, Snapdragon 810 yang didaulat sebagai prosesor jagoan anyar Qualcomm disebut mengalami masalah overheat atau panas berlebih. Yang mana hal itu kabarnya berdampak pada performa yang menurun.

Karena alasan itulah, Samsung yang merupakan klien terbesar Qualcom tak ingin menggunakan Snapdragon 810 pada calon ponsel jagoannya, Galaxy S6. Perusahaan Korea Selatan ini pun disebut akan sepenuhnya menggunakan prosesor buatannya sendiri, Exynos.

Isu ini terbukti mempengaruhi nilai saham Qualcomm yang dilaporkan sempat anjlok. Tapi Qualcomm tak tinggal diam, pembuat chip ini langsung menyampaikan pernyataan resminya yang mengatakan bahwa Snapdragon 810 telah dipercaya oleh Xiaomi untuk dibenamkan pada Mi Note Pro.

Lebih lanjut, bos Xiaomi, Lei Jun, juga ikut mengomentari kerjasama yang telah dijalinnya dengan Qualcomm lewat penggunaan Snapdragon 810 di Mi Note Pro, yang menurutnya punya performa terbaik saat ini.

“Kolaborasi kami dengan Qualcomm lewat Snapdragon 810 yang dibenamkan di Mi Note Pro memberikan kemampuan untuk memberikan performa dan kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya. Ini adalah apa yang pelanggan kami inginkan dan apa yang Xiaomi ingin berikan ke konsumen lewatSnapdragon 810,” ujar Lei Jun.

Selain Xiaomi, Qualcomm juga menonjolkan LG G Flex 2 yang juga telah menggunakan Snapdragon 810. Sedangkan Motorola, Oppo, Microsoft, dan Sony Mobile adalah produsen-produsen yang telah berkomitmen akan juga membenamkan Snapdragon 810 pada ponsel bikinanya.

Jadi bisa dibilang pernyataan resmi yang dirilis Qualcomm adalah upayanya yang ingin menepis isu overheat Snapdragon 810 yang selama ini beredar. Karena banyak produsen ponsel yang sudah antre untuk menggunakannya.

“Lebih banyak lagi (ponsel dengan Snapdragon 810) yang akan hadir dalam beberapa minggu mendatang dan bulan-bulan setelahnya,” tulis Qualcomm

Xiaomi Bikin Drone?

Xiaomi tak ingin dikenal sebagai produsen smartphone semata. Karena merek ini juga mengembangkan beragam produk lain, termasuk di antaranya adalah Drone.

Memang tak secara langsung Xiaomi akan membuat pesawat nirawak tersebut. Melainkan akan menanamkan investasi di perusahaan pengembang drone bernama Flymi.

Tidak diketahui berapa jumlah uang yang ditanamkan oleh Xiaomi di perusahaan itu, namun tampaknya Xiaomi melihat peluang yang menjanjikan di sana.

Flymi sendiri belum secara sahih sukses mengembangkan drone di pasaran, karena sebelumnya produk pertama mereka gagal dipasarkan karena telalu mirip dengan Phantom DJI, merek drone lainnya.

Sebelumnya, Xiaomi disebut sudah dalam tahap memproduksi mobil listrik yang disebut Mistla. Dalam membuat mobil perdananya itu, Xiaomi tak sendiri, namun menggandeng produsen mobil asal China, BYD Auto.

Xiaomi Mistla ini akan masuk dalam kategori mobil mini, yang ukurannya kecil seperi Renault Twingo, Toyota Aygo dan Fiat 500.

Di dalam mobil itu akan dibenamkan infotainment system besutannya sendiri. Tentu saja hasil oprekan Android, seperti MIUI yang mereka buat di smartphone besutannya.

Sementara belum diketahui secara pasti, untuk apa Xiaomi memperluas usahanya dalam mengembangkan drone.

Diam-diam, Xiaomi Redmi 2 Sudah Dijual di Indonesia

Di awal bulan Januari 2015, Xiaomi resmi merilis ponsel pintar penerus Redmi 1S yang diberi nama Redmi 2. Kini, ponsel dengan bentang layar 4,7 inch (1.280 x 720 pixel) itu diam-diam sudah masuk pasar Indonesia.

 Redmi 2 telah dipasarkan dan dibanderol dengan harga yang cukup murah, yakni Rp 1,8 juta. Pun begitu, tampaknya perangkat yang dijual masuk melalui jalur distributor, bukan resmi dari Xiaomi. Garansinya pun dikatakan hanya dari distributor.

Secara umum, Redmi 2 tidak memiliki perbedaan yang cukup siginifikan dengan generasi sebelumnya. Di sektor desain, perangkat ini masih memiliki tampilan yang hampir sama persis dengan Redmi 1S. Hanya, saja Xiaomi melakukan sedikit perubahan pada jeroan Redmi 2.

Di sektor dapur pacu, Xiaomi menggeber Redmi 2 dengan prosesor quad core 1,2 GHz Qualcomm Snapdragon 410 yang mendukung komputasi 64 bit. Sementara GPU-nya di-upgrade dari Adreno 305 ke Adreno 306. RAM dan storage tetap 1 GB dan 8 GB. Tersedia juga slot microSD yang bisa diisi kartu memori berukuran maksimal 64 GB.

Di sektor hiburan, Xiaomi tetap menanamkan kamera 8 megapixel di bagian belakang. Sedangkan di bagian depan, kameranya mengalami sedikit perubahan. Sebelumnya Redmi 1S menggunakan kamera 1,6 megapixel dan pada Redmi 2 menggunakan kamera beresolusi 2 megapixel.

Sitem operasi dari Redmi 2 sudah menggunakan Android 4.4 KitKat. Menariknya, perangkat ini sudah mendukung koneksi 4G LTE. Hal itu juga terlihat pada judul lapak Redmi 2.

Sayang bagi yang berharap perangkat ini akan hadir dalam pilihan warna yang menarik, sebaiknya pendam harapan tersebut sementara. Karena dalam situs dimaksud, pihak penjual tampaknya hanya memasukkan Redmi 2 berwarna abu-abu saja. Jumlahnya pun terbatas. Barang yang tersisa tinggal 58 unit dan sepertinya akan terus berkurang.