Xiaomi melesat cepat. Perusahaan ponsel asal China ini sedang dalam
momen puncaknya, dengan penjualan ponsel melonjak 227% dengan jumlah 61
juta unit dan mencetak pendapatan USD 11,97 miliar pada tahun 2014.
Pendapatan
itu naik 135% dari tahun sebelumnya. Belum lagi saat ini, nilai valuasi
Xiaomi diperkirakan tembus USD 45 miliar sehingga disebut-sebut
perusahaan start up terbesar. Tapi Xiaomi dinilai tak boleh berleha-leha
dan harus menepis keraguan para analis soal sampai kapan prestasi
mereka akan tetap cemerlang.
"Saya pikir Xiaomi tak akan mengulang pertumbuhan luar biasa 135% itu. Kami saat ini dalam posisi wait and see,
investor belum akan meningkatkan posisi Xiaomi terlalu tinggi. Soalnya
hasil mereka terlalu dramatis dan akan menurun dari situ," kata Cyrus
Daruwala, Managing Director di IDC Financial Insights.
Xiaomi
juga dinilainya belum begitu matang sebagai perusahaan ponsel. "Kami
masih belum jelas terkait rencana riset dan pengembangan mereka.
Bagaimana strategi dalam hal komoditas dan material? Kami juga masih
perlu kejelasan rencana ekspansi global mereka," tambah dia.
Analis
juga mempertanyakan margin profit Xiaomi yang kecil dibandingkan
kompetitor, yaitu 1,8%. Jauh di bawah Samsung sebesar 18,7% dan Apple
28,7%. Memang Xiaomi mengandalkan strategi menjual smartphone murah spek
tinggi sehingga untungnya tak terlalu besar.
Persaingan juga
semakin ketat dari vendor senegaranya seperti Huawei, Lenovo dan ZTE.
Akan tetapi, meski mungkin pertumbuhannya susah melampaui apa yang
dicapai sekarang, performa bisnis Xiaomi diproyeksi tetap moncer.
Setidaknya di tahun 2015 ini.
"Kami yakin momentum pertumbuhan
Xiaomi akan bertahan sampai 2015, dipicu perkembangan dari rantai suplai
dan ekspansi mereka di mancanegara. Xiaomi sekarang menarget untuk
mengapalkan 100 juta smartphone di 2015, sebuah pertumbuhan sebesar
67%," demikian analisis dari CIMB
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Terlalu Cepat Melesat, Xiaomi Diragukan"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.