FarmVille membius fans dengan segala kedekatannya dengan kita. Zynga, sang developer game ini, mampu mendekat dengan menghadirkan keasyikan menggarap tanah pertanian virtual.
Semakin banyak yang memainkannya, FarmVille kian populer. Keuntungan pun mulai berdatangan. Facebook yang menampung game ini di platformnya, kecipratan rejeki.
Kala itu, itu tercatat keuntungan yang diperoleh Facebook dari game Zynga, termasuk salah satunya FarmVille, bisa mencapai USD 445 juta per tahun. Menyadari hal ini, Zynga perlahan melepaskan ketergantungannya dari Facebook.
Zynga memang sudah memperlihatkan indikasi untuk sedikit demi sedikit melepas ketergantungannya dari Facebook, dengan membuat platform sendiri bernama Zynga.com. Facebook sendiri mulai membatasi kemampuan Zynga di Facebook sejak Maret 2012.
Di sisi lain, pembesut FarmVille ini ingin menjadi perusahaan mandiri dengan melakukan Intial Public Offering (IPO). Setelah IPO, FarmVille gencar melakukan banyak perubahan.
Salah satunya adalah mengganti fokus jangka panjangnya dengan merambah mobile. Banyak orang mulai beralih memainkan game di smartphone atau tablet mereka. Mau tidak mau, FarmVille dan game-game lain besutan Zynga, harus bersaing.
Sayangnya, popularitas FarmVille di mobile tak sesukses di Facebook. Demikian juga game Zynga lainnya. Belakangan, jumlah pemainnya di Zynga.com (desktop) pun terus menyusut.
Di masa jayanya pada 2010, jumlah pemain FarmVille mencapai lebih dari 80 juta orang. Tercatat 29,7 juta orang main game ini setiap hari. Data terakhir di 2012, ketika Zynga mulai diguncang masalah finansial, tinggal tersisa 3 juta orang saja yang masih setia login bermain FarmVille.
Namun enam bulan kemudian, angka tersebut menurun. Data terbaru firma riset trafik aplikasi AppData menyebutkan, kini hanya ada 6 juta pemain CityVille dan 3 juta pemain FarmVille setiap harinya.
Hal yang sama terjadi juga dengan game populer Zynga lainnya seperti CityVille, Texas HoldEm Poker dan Words With Friends. Keduanya memang tidak mengalami penurunan jumlah pemain secara drastis, namun pertumbuhannya melambat bahkan cenderung stagnan.
Sejumlah formula 'Ville', konsep pengembangan kota atau lahan virtual yang semula menjadi andalan Zynga, sepertinya sudah tak lagi menarik. Malangnya, aksi go public yang semula diprediksi mendatangkan dana segar hingga USD 2 miliar bagi Zynga pun tak mampu memperbaiki kondisi finansialnya.
Oktober 2012, Zynga memecat sekitar 5% stafnya. Aksi ini masih berlanjut di 2013. Zynga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 520 karyawan, atau 18% dari total jumlah karyawannya.
Dalam postingan di blognya, pendiri Zynga yang kala itu masih menjabat sebagai CEO Mark Pincus mengatakan pengurangan karyawan ditujukan untuk merampingkan biaya operasional perusahaan.
Di tahu yang sama, Pincus kemudian mengundurkan diri sebagai CEO. Posisi penting di perusahaan publisher social game populer itu kini diisi Don Mattrick, Head of Xbox Business Microsoft.
Pincus mengumumkan dirinya tetap berada di perusahaan yang didirikannya tersebut. Tak lagi sebagai CEO, melain menjabat Chairman dan Chief Product Officer.
Dipilihnya Mattrick menjadi CEO tentu memunculkan harapan baru bagi Zynga. Dari tangan Mattrick, diharapkan akan ada 'FarmVille' baru yang bisa mengangkat kembali Zynga.
0 Response to "FarmVille yang Ditinggalkan Jutaan Petani Virtual"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.